1. HOME
  2. »
  3. BERITA

Rapat Dengan BNPT, Wakil Ketua Komisi III Soroti Kebangkitan Taliban

Editor: Haris Kurniawan  15 September 2021 19:10
news/2021/09/15/169657/rapat-dengan-bnptwakil-ketua-komisi-iii-soroti-kebangkitan-taliban-2109157-rev1.jpg Waki Ketua Komisi III Ahmad Sahroni

DPR RI - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI untuk membahas terkait evaluasi kinerja, penindakan dan pengungkapan kasus, serta strategi dan program BNPT, Rabu (15/9).

Adapun salah satu topik yang menjadi pembahasan adalah terkait berkuasanya kembali Taliban di Afghanistan, yang dikhawatirkan banyak pihak memunculkan kembali aksi ekstrimisme di Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua Komisi III asal Fraksi Partai NasDem Ahmad Sahroni yang juga menjadi pimpinan rapat menyoroti fenomena Taliban ini. Dirinya kemudian mempertanyakan terkait strategi yang dilakukan BNPT agar kelompok-kelompok ekstrimis tidak berkembang di Indonesia.

“Ini terkait fenomena kembalinya Taliban di Afghanistan, saya tidak ingin di Indonesia ada kelompok kecil yang terinspirasi oleh tindakan mereka. Nah untuk itu, pencegahan apa yang BNPT lakukan dalam menyikapi isu ini? Karena sangat mungkin kembalinya Taliban itu ada efeknya pada oknum maupumn simpatisannya yang ada di Indonesia. Jadi, bagaimana strategi pencegahan BNPT agar kelompok simpatisan ini tidak hidup dan bisa kita tahan?” Tanya Sahroni dalam rapatnya hari ini (15/9).

Menanggapi pertanyaan dari legislator asal Tanjung Priok, Jakarta Utara, itu, Kepala BNPT Boy Rafli Amar menjawab bahwa saat ini BNPT tengah menyiapkan “Vaksin” untuk membendung ekstrimisme. Adapun vaksinnya adalah nilai-nilai kebangsaan sebagai bentuk langkah pencegahan penyebaran virus radikalisme intoleran dan radikalisme terorisme.

“Kalau kami analogikan sebagai virus radikalisme maka kami mencoba merumuskan “vaksinnya”. Yaitu, pertama BNPT banyak ikut melakukan penguatan terhadap nilai-nilai kebangsaan. Kami juga melakukan edukasi terkait ideologi Pancasila. Kemudian yang kedua, kami juga bekerja sama untuk melakukan moderasi beragama karena dalam hal ini sebenarnya kita sudah punya modal yang kuat, dan kita juga punya tokoh-tokoh ulama besar” demikian Boy Rafli.

KOMENTAR ANDA