1. HOME
  2. »
  3. BERITA

Pemerintah Diimbau Tak Beri Harapan Kosong

Editor: Haris Kurniawan  06 Maret 2019 16:29
news/2019/03/06/165210/pemerintah-diimbau-tak-beri-harapan-kosong-190306w.jpg Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan

DPR RI - Presiden Joko Widodo kembali mengampanyekan tiga “kartu sakti” kepada publik. Rencana penerbitan tiga kertu tersebut menuai kritik. Selain tak ada pos anggarannya dalam APBN 2019, pemerintah juga masih dibebani utang sebesar Rp 4,498 triliun. Pemerintah pun diimbau tidak memberi harapan kosong kepada rakyat dengan tiga kartu tersebut.

Ketiganya adalah Kartu Sembako Murah (untuk mengakses kebutuhan sembako), Kartu Pra-Kerja (untuk mengakses kebutuhan pekerjaan), dan Kartu Indonesia Pintar (untuk mengakses kebutuhan pendidikan hingga perguruan tinggi). Sebaiknya pemerintah berhati-hati dan tak mengumbar janji berlebihan.

Pasalnya, janji kerja layak, upah layak, dan hidup layak bagi para buruh pun belum direalisasikan.

"Kartu-kartu ini permainan kata-kata saja. Apalagi, praktiknya enggak bisa dipastikan sumber pendanaannya. Dalam APBN 2019 tidak ada alokasi untuk kartu sakti tersebut. Utang pemerintah pusat saja hingga Januari sudah tembus Rp 4.498 triliun. Naik 13,6 persen dibandingkan posisi Januari 2018 sebesar Rp 3.958,66 triliun," kritik Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan dalam rilisnya kepada Parlementaria, Rabu (6/3).

Melihat fakta itu, sebaiknya pemerintah tidak memberi harapan kosong. Di sisi lain, subsidi-subsidi kecil saja yang harusnya diberikan kepada rakyat belum terealisasi. Yang jelas, tandas politisi Partai Gerindra ini, keuangan negara akan terus terbebani, karena anggaran 2019 sudah disetujui pada 2018 lalu. Sementara untuk tahun anggaran 2020, belum ada pembahasan.

"Logikanya, gaji guru saja belum dibayar, masa mau nambah utang lagi. Sebaiknya, utang digunakan untuk hal-hal yang bersifat produktif, agar tidak membebani keuangan negara," tandasnya.

Menurutnya, sumber-sumber penerimaan negara juga belum bisa diandalkan untuk mendanai program-program baru dari pemerintah. Sementara tax ratio relatif stagnan karena iklim usaha belum tumbuh. Rakyat harus dididik lebih realistis daripada diberi janji yang belum tentu bisa diwujudkan

KOMENTAR ANDA