Pansus Angket sebut penggunaan anggaran KPK belum ditindaklanjuti

DPR RI - Anggota Pansus Angket KPK Muhammad Misbakhun mengungkapkan, berdasarkan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), banyak hal yang belum dipertanggungjawabkan dan ditindaklanjuti oleh KPK.
Untuk itu, kata dia, dibutuhkan audit lanjutan BPK untuk tujuan tertentu. Dari audit tersebut dapat diketahui secara pasti pencapaian sasarannya, utamanya yang terkait dengan kinerja KPK.
Selain itu kata dia, ke depan juga perlu adanya audit terhadap sejumlah barang sitaan (Basan) dan barang-barang rampasan (Baran) dari kasus-kasus yang ditangani KPK. Dari temuan Pansus di Rupbasan lima wilayah hukum Jakarta dan Tangerang, tidak didapatkan data-data Basan dan Baran dalam bentuk uang, rumah, tanah dan bangunan.
Ketua Pansus Angket KPK Agun Gunandjar menambahkan, ternyata barang-yang didaftarkan hanya sebatas mobil, motor dan alat-alat mesin dan kesehatan yang sudah rongsok. Di luar itu berdasarkan saksi Yulianis dan Muhtar Effendi banyak sekali data tentang asset-aset yang tidak didaftar di Rupbasan.
"Karena itu kami juga ingin melihat sejauh mana kondisi asset-aset tersebut. Dalam rekomendasi, tidak tertutup kemungkinan kami minta BPK mengaudit aset-aset dimaksud," kata dia.
Di bagian lain, Pansus meminta Komisi III DPR wajib melakukan pengawasan sebagaimana dilakukan terhadap instansi kepolisian dan kejaksaan melalui rapat-rapat kerja, RDP dan kunjungan kerja atau kunjungan lapangan.
Sedangkan terkait sejumlah kasus atau permasalahan yang terkait dengan unsur Pimpinan, penyidik dan penuntut umum KPK yang menjadi pemberitaan di publik seperti laporan Niko Panji Tirtayasa di Bareskrim, kasus penyiraman penyidik Novel Baswedan, kematian Johannes Marliem, rekaman kesaksisan Miryam S. Haryani dan pertemuan Komisi III dengan penyidik KPK, Komisi III DPR diharapkan segera mengundang KPK dan Polri.
"Kehadiran KPK dan Polri adalah dalam rangka tugas pengawasan DPR agar tidak terjadi polemik yang tidak berkesudahan," ujar Misbakhun menambahkan.
KOMENTAR ANDA
BERITA LAINNYA
-
Sahroni: Kasus Kematian Brigadir J Pertaruhan Psikis Keluarga dan Kredibilitas Polri
21 Agustus 2017 15:07 -
DJP Diminta Masifkan Sosialisasi NIK Jadi NPWP
21 Agustus 2017 15:07 -
Pemuda Penentu Kebijakan Global
21 Agustus 2017 15:07 -
DPR Percaya Bareskrim Profesional Tangani Kasus Penembakan Polisi
21 Agustus 2017 15:07 -
Puteri Komarudin Desak Bank Mandiri Tindaklanjut Dugaan Dokumen Agunan Nasabah Hilang
21 Agustus 2017 15:07
BERITA POPULER
- 1
Puan: Kembalinya Blok Rokan Harus Dirasakan Rakyat
- 2
Abaikan berbagai aspek, holding migas BUMN dinilai terburu-buru
- 3
Fungsi dan kewenangan BNN jadi pembahasan Panja RUU Narkotika
- 4
Komisi IX evaluasi kinerja, Menkes diberi waktu 2x24 jam untuk usut kasus Debora
- 5
Konferensi Parlemen Dunia dihadiri 48 negara, Fahri sebut itu prestasi
- 6
Demi masyarakat sehat, Brebes dukung program GPN dari Kemenpora
- 7
Ribuan advokat siap bela Aris Budiman