Menteri Harus Mampu Gerakan Birokrasi dan Bersinergi
DPR RI - Anggota DPR RI Putra Nababan menilai latar belakang pendidikan sangat diperlukan guna menentukan seorang menteri yang akan membantu Presiden ke depan. Namun yang lebih penting adalah melihat track record atau latar belakang pengalaman kerja orang tersebut, sehingga mampu menggerakkan birokrasi dan mensinergikan kementerian yang dipimpinnya dengan kementerian lain.
"Presiden Jokowi telah dipercaya oleh rakyat untuk kedua kalinya memimpin negeri ini. Saya yakin beliau mampu membentuk kabinetnya dan memilih para menteri yang akan membantunya dalam lima tahun ke depan, karena beliau telah memiliki pengalaman sebelumnya. Meskipun beliau juga selalu berkonsultasi dengan berbagai pihak termasuk partai politik dan partai pendukungnya," ujar Putra di Senayan, Jakarta, Kamis (17/10/2019).
Dalam memilih Menteri, lanjut Putra, tidak hanya dilihat dari background atau latar belakang disiplin ilmu orang tersebut, namun bagaimana orang tersebut mampu menggerakkan birokrasi, mampu menggerakkan para Aparatur Sipil Negara (ASN) di dalamnya. Sehingga bisa bersinergi dengan kementerian lainnya.
"Pastilah Presiden memilih Menteri berdasarkan latar belakangnya, misalnya seorang Menkominfo yang berlatar belakang wartawan. Mungkin latar belakangnya sudah benar, tapi apakah dia bisa bisa menggerakkan birokrasi untuk mencapai suatu tujuan. Begitupun dengan latar belakang pendidikan. Pendidikan perlu menjadi pertimbangan Presiden dalam menentukan atau memilih menteri. Namun menurut saya, track record atau latar belakang pengalaman kerja orang tersebut lebih penting," tambahnya.
Sebagaimana diketahui, pada periode sebelumnya Presiden Joko Widodo memilih Menteri yang latar belakang pendidikannya sempat menjadi kontroversi, yakni Menteri Kelautan dan Perikanan. Dan menurut Putra terbukti pilihannya tersebut tidak salah. Meski latar belakang pendidikannya tidak sesuai harapan berbagai pihak, namun dengan latar belakang pengalaman yang dimiliki ia mampu menjalani tugas-tugasnya dengan baik.
"Di sini saya hanya mencoba menekankan bahwa bukan berarti pendidikan tinggi itu pasti sukses untuk memimpin sebuah kementerian. Namun, juga bukan berarti pendidikan tidak perlu atau tidak penting. Menurut saya yang ideal adalah kombinasi pendidikan dan latar belakang pengalaman kerja yang dimiliki orang tersebut akan mampu menggerakkan birokrasi dan mensinergikan dengan kementerian lainnya," pungkasnya.
KOMENTAR ANDA
BERITA LAINNYA
-
Sahroni: Kasus Kematian Brigadir J Pertaruhan Psikis Keluarga dan Kredibilitas Polri
18 Oktober 2019 12:57 -
DJP Diminta Masifkan Sosialisasi NIK Jadi NPWP
18 Oktober 2019 12:57 -
Pemuda Penentu Kebijakan Global
18 Oktober 2019 12:57 -
DPR Percaya Bareskrim Profesional Tangani Kasus Penembakan Polisi
18 Oktober 2019 12:57 -
Puteri Komarudin Desak Bank Mandiri Tindaklanjut Dugaan Dokumen Agunan Nasabah Hilang
18 Oktober 2019 12:57
BERITA POPULER
- 1
Puan: Kembalinya Blok Rokan Harus Dirasakan Rakyat
- 2
Abaikan berbagai aspek, holding migas BUMN dinilai terburu-buru
- 3
Fungsi dan kewenangan BNN jadi pembahasan Panja RUU Narkotika
- 4
Komisi IX evaluasi kinerja, Menkes diberi waktu 2x24 jam untuk usut kasus Debora
- 5
Konferensi Parlemen Dunia dihadiri 48 negara, Fahri sebut itu prestasi
- 6
Demi masyarakat sehat, Brebes dukung program GPN dari Kemenpora
- 7
Ribuan advokat siap bela Aris Budiman