1. HOME
  2. »
  3. BERITA

Menjadi sasaran teror, kepolisian diminta intropeksi

Editor: Ibnu Siena  04 Juli 2017 13:05
news/2017/07/04/135533/menjadi-sasaran-teror-kepolisian-diminta-intropeksi-170704u.jpg

DPR RI - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon mengutuk keras tindakan penusukan yang dilakukan pelaku teror terhadap dua anggota Brimob seusai melaksanakan ibadah Salat Isya di masjid depan Mabes Polri, Jumat (30/6) malam lalu. Meski begitu Fadli Zon meminta kepolisian intropeksi lantaran kerap menjadi target penyerangan beberapa waktu terakhir.

"Kita harus kutuk kejadian itu sebagai suatu teror yang biadab. Tetapi di sisi lain, harus ada intropeksi, kenapa polisi menjadi sasaran. Mungkin ada ketidakpuasan terhadap penegakan hukum yang dianggap tidak adil dan tidak sesuai dengan aturan," tegas Fadli di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (03/7/) kemarin.

Politisi F-Gerindra itu menambahkan, dibutuhkan suatu analisis yang komprehensif untuk mengetahui latar belakang teror kepada kepolisian.

"Apa yang menjadi pemicu aksi-aksi teror belakangan kepada pihak kepolosian, apakah ini sistematis, atau spontan, atau kebetulan, kita belum tahu  Dibutuhkan suatu analisis yang komprhensif," imbuhnya.

Fadli Zon juga menyayangkan tewasnya pelaku. Fadli Zon beralasan, jika pelaku bisa dilumpuhkan, sehingga dapat digali informasi dari pelaku. Namun ia memaklumi, hal itu dilakukan karena pelaku mengancam jiwa yang lain.

"Ya idealnya pelaku dilumpuhkan. Tetapi kita tidak tahu apa yang terjadi di lapangan. Kita harus memaklumi jika pelaku ditembak, karena itu mengancam jiwa. Orang bisa spontanitas dilumpuhkan dengan ditembak," ucapnya.

Sebelumnya diketahui, dua aparat Brimob, AKP Dede Suhatmi dan Briptu Syaiful Bachtiar, menjadi korban penusukan usai Salat Isya di Masjid Faletehan, Jakarta Selatan. Dan pelaku diketahui bernama Mulyadi, ditembak oleh aparat, karena mencoba melarikan diri. Pelaku pun tewas seketika, sementara kondisi korban semakin membaik.

KOMENTAR ANDA