1. HOME
  2. »
  3. BERITA

Komisi III: Saling menghormati untuk membagun dialektika kebangsaan

Editor: Anwar Khumaini  13 September 2017 15:51
news/2017/09/13/144233/komisi-iii-saling-menghormati-untuk-membagun-dialektika-kebangsaan-170913e.jpg

DPR RI - Pergunjingan tentang panggilan "yang terhormat" untuk anggota DPR menjadi viral di media massa, namun sayangnya informasi yang disajikan tidak sepenuhnya utuh. Informasi yang sepotong-sepotong bahkan terkesan diplintir negatif membuat kesan sebagian anggota DPR gila hormat.
 
Anggota Pansus Angket KPK DPR Arteria Dahlan yang menjadi objek sorotan media karena pernyataannya yang mengingatkan Pimpinan KPK yang tidak menyebut anggota DPR "yang terhormat".

"Padahal kalau dicermati dengan baik, pernyataan yang dilontarkan sejatinya hanya ingin mengingatkan kepada para majelis rapat agar membangun peradaban yang baik, menjaga forum rapat antara DPR dengan KPK tetap terjali saling respek, khidmat dan tidak saling menjatuhkan antar lembaga negara. Sangat tidak elok jika sesama lembaga negara yang seharusnya sinergi saling membangun bangsa malah justru sebaliknya. Maka untuk menghindari kondisi tersebut bisa dimulai dengan budaya saling menghormati," kata Arteria Dahlan.
 
Ia juga menambahkan, panggilan "yang terhormat" secara etis disematkan kepada Anggota DPR di forum sidang, esensinya untuk mengingatkan para Anggota DPR agar selalu menjaga kehormatan sebagai wakil rakyat.

"Panggilan 'Yang terhormat' tidak dimaksudkan sebagai saya gila hormat, atau ingin dihormati, akan tetapi lebih mengingatkan kepada kami anggota DPR untuk berperilaku terhormat, ini esensinya," ungkap Arteria, Rabu (13/9).
 
Saling menghormati di forum rapat antara lembaga negara, hal tersebut berguna untuk membagun dialektika kebangsaan yang rukun dan harmoni. Dia juga mengharapkan, alangkah baiknya media yang telah memberitakan Anggota DPR ke depannya dapat memberitakan secara obyektif, fair dan mengedukasi masyarakat serta menginformasikan bahwa masih banyak wakil rakyat yang bekerja dengan baik.
 
"Perlu untuk diketahui bahwa pembicaraan saya dalam rapat tersebut sekitar 18 menit, bahkan saya dengan tegas mengatakan bahwa saya siap mundur jika KPK dibekukan, ini merupakan komitmen saya mendukung penguatan dan perbaikan KPK, tapi sama sekali tidak menjadi bagian dalam pemberitaan," jelas Arteria.
 
Saat rapat antara Komisi III dengan KPK, senin dan selasa lalu, Arteria menilai tidak terlihat dialektika kebangsaan. Menurutnya ada dinding besar "bersekat", terkesankan ada kaum sana dan ada kaum sini, bukan sebagai balutan keluarga besar Indonesia Raya. Akhir keterangannya dia mengatakan, "Saya Cinta KPK Saya Cinta NKRI."

KOMENTAR ANDA