Ketua DPR: Hubungan Indonesia dan Maroko Bernilai Sejarah
DPR RI - Ketua DPR Puan Maharani didampingi Wakil Ketua DPR RI Aziz Syamsuddin dan Rachmat Gobel menerima kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Maroko Nasser Bourita di Ruang Rapat Pimpinan DPR RI Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Senin (28/10).
Menurut Puan, hubungan persahabatan Indonesia dan Maroko memiliki nilai sejarah.
Selain memandang Maroko sebagai negara sahabat dan mitra penting Indonesia, bagi Puan negara di kawasan Maghribi ini memiliki arti tersendiri.
"Mengingatkan saya kepada sebuah jalan di kota Rabat dengan nama kakek saya Rue de Soekarno," kenang Puan.
Sejak kunjungan Presiden Soekarno ke Maroko pada Mei 1960 tercatat belum ada kunjungan balasan dari Pemimpin Maroko. Terakhir, rencana kunjungan Sri Baginda Raja Maroko pada tahun 2017 Indonesia ditunda.
"Kiranya Yang Mulia dapat menyampaikan pesan kepada Sri Baginda Raja bahwa Presiden Joko Widodo dan Rakyat Indonesia telah lama menantikan kedatangan Pemimpin Rakyat Maroko," harap Puan.
Kepada Menlu Maroko, Puan menyatakan DPR RI memiliki komitmen yang sama dengan pemerintah Indonesia untuk memperkokoh hubungan bilateral dengan Maroko, termasuk kerja sama parlemen kedua negara. Mengingat, DPR RI beberapa kali mengunjungi parlemen Maroko.
"Di Maroko telah terbentuk Group Kerja Sama dan Persahabatan Maroko-Indonesia yang diketuai oleh Mr. Mohammed El-Bakkouri," terang Puan.
Kepada Menlu Maroko, Puan meminta kerjasama sebagai dua negara muslim ini ditingkatkan. "Saya berharap kita dapat bekerja sama menyebarkan Islam yang damai dan toleran," katanya.
Tak lupa, Puan juga mendukung agar Indonesia dan Maroko terus bekerja sama dalam memperjuangkan kepentingan ummat Muslim di dunia.
"Salah satunya dan terpenting adalah dukungan bagi perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan," ujar Puan yang diamini banyak pihak dari para tamu yang hadir. Mengakhiri pembicaraannya dengan Menlu Nasser Bourita, Puan mengharapkan kerjasama yang intens agar Indonesia-Maroko dapat berperan dalam membantu penyelesaian konflik yang terjadi antar negara-negara Muslim melalui dialog dan cara-cara damai.
KOMENTAR ANDA
BERITA LAINNYA
-
Sahroni: Kasus Kematian Brigadir J Pertaruhan Psikis Keluarga dan Kredibilitas Polri
29 Oktober 2019 11:04 -
DJP Diminta Masifkan Sosialisasi NIK Jadi NPWP
29 Oktober 2019 11:04 -
Pemuda Penentu Kebijakan Global
29 Oktober 2019 11:04 -
DPR Percaya Bareskrim Profesional Tangani Kasus Penembakan Polisi
29 Oktober 2019 11:04 -
Puteri Komarudin Desak Bank Mandiri Tindaklanjut Dugaan Dokumen Agunan Nasabah Hilang
29 Oktober 2019 11:04
BERITA POPULER
- 1
Puan: Kembalinya Blok Rokan Harus Dirasakan Rakyat
- 2
Abaikan berbagai aspek, holding migas BUMN dinilai terburu-buru
- 3
Fungsi dan kewenangan BNN jadi pembahasan Panja RUU Narkotika
- 4
Komisi IX evaluasi kinerja, Menkes diberi waktu 2x24 jam untuk usut kasus Debora
- 5
Konferensi Parlemen Dunia dihadiri 48 negara, Fahri sebut itu prestasi
- 6
Demi masyarakat sehat, Brebes dukung program GPN dari Kemenpora
- 7
Ribuan advokat siap bela Aris Budiman