1. HOME
  2. »
  3. BERITA

Ketua DPR Bamsoet minta kaum muda terapkan nilai pancasila

Editor: Rizlia Khairun Nisa  09 Agustus 2018 11:03
news/2018/08/09/160997/ketua-dpr-bamsoet-minta-kaum-muda-terapkan-nilai-pancasila--1808097.jpg

DPR RI - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo meminta kaum muda untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Karena, terbukti hingga kini Pancasila mampu menjadi pondasi yang menguatkan keragaman dan kebhinekaan Bangsa Indonesia.

"Tanpa Pancasila, bangsa kita akan hancur berantakan. Tanpa pemuda yang berjiwa Pancasila, bangsa kita akan tenggelam dalam bayang-bayang. Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) harus menjadi lokomotif pemuda dalam menghayati dan mengamalkan Pancasila sebagai perekat kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Bamsoet saat menjadi keynote speaker pada Seminar Nasional 'Pemantapan Wawasan Kebangsaan XII' yang diselenggarakan DPP KNPI pimpinan Fahd A Rafiq, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu malam (08/08).

Hadir sebagai pembicara lainnya Kepala Staf Kodam V Brawijaya Brigjen TNI Widodo Iryansyah, Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Mabes Polri Komjen Pol Moechgiyarto dan Ketua Umum DPP Ikatan Pesantren Indonesia Zaini Ahmad.

Turut hadir pula dalam acara tersebut antara lain Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI Adies Kadir dan Mukhamad Misbakhun, Anggota Fraksi Nasdem DPR RI Ahmad Sahroni, Anggota Fraksi Hanura DPR RI Dossy Iskandar dan staf khusus Ketua DPR Yahya Zaini.

Bamsoet juga menggagas pentingnya dibuat RUU Pemantapan dan Pelaksanaan Ideologi Pancasila. Sehingga, Pancasila dapat dihayati dan diamalkan secara berkelanjutan di semua lini kehidupan. Khususnya, dalam kehidupan kaum muda sebagai tunas masa depan bangsa.

"Pancasila merupakan ideologi yang diambil dari saripati kehidupan Bangsa Indonesia yang majemuk, baik secara suku, etnis, agama maupun kedaerahan. Karenanya, memantapkan ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan merupakan materi yang fundamental dalam membentuk karakter dan jiwa kepemimpinan pemuda di tengah pusaran arus globalisasi dan kemajuan teknologi informasi," papar Wakil Ketua Umum KADIN ini.

Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini mengingatkan, pemantapan ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan bagi kaum muda tak cukup hanya dengan diskusi maupun seminar yang bersifat sporadis. Tetapi, juga harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.

"Desain pendidikan politik kebangsaan harus dilakukan secara kreatif dan inovatif serta menyenangkan bagi kaum muda. Saya menyebutnya sebagai konsep Pendidikan Politik Jaman Now. Yaitu, dengan memanfaatkan platform teknologi digital dan media sosial untuk menyebarkan informasi dan pengetahuan tentang ideologi Pancasila. Digitalisasi pendidikan politik bukan lagi menjadi sebuah kebutuhan, melainkan sudah menjadi sebuah keharusan," terang Bamsoet.

Legislator Partai Golkar dari Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen ini, mengajak KNPI ambil bagian dalam menciptakan narasi kebangsaan di media sosial. Narasi tidak harus dilakukan secara serius, melainkan dituangkan dalam bentuk yang menyenangkan. Semisal, melalui meme, komik, karikatur, maupun kreativitas lainnya, sehingga menarik perhatian anak-anak muda milenial.

"Selain melalui digitalisasi, yang tak kalah penting juga dengan menjelajahi keunikan dan keragaman budaya, pesona alam, serta cita rasa kuliner Indonesia, sehingga tertanam rasa cinta tanah air dan semangat kebangsaan. Misalnya, dilakukan dalam bentuk Jelajah Pemuda ke seluruh pelosok Nusantara, pertukaran pemuda antar pulau, maupun perkemahan kebangsaan pemuda," urai Bamsoet.

Terakhir, Ketua Badan Bela Negara Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan (FKPPI) ini mengingatkan, dengan jumlah penduduk sekitar 262 juta jiwa, 17.504 pulau, 1.340 suku bangsa, 742 bahasa, dan 5 agama serta berbagai bentuk keyakinan lainnya, menjadikan Indonesia sebagai negara paling majemuk di dunia. Karenanya, pemantapan ideologi Pancasila bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata. Tetapi juga tanggung jawab semua pihak, baik lembaga pendidikan, BUMN, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, maupun kelompok civil society lainnya.

"Kemajemukan seperti dua mata pisau, bisa menjadi kekuatan sekaligus sumber perpecahan. Namun sejak berabad silam, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka, nenek moyang kita sudah menunjukkan bahwa kemajemukan merupakan ruh sekaligus sumber kekuatan Bangsa Indonesia. Dimantapkan dengan ideologi Pancasila yang diamalkan oleh para pemuda bangsa, kita akan buktikan kepada dunia bahwa sampai kapanpun kemajemukan tak akan memecah belah kita," pungkas Bamsoet.

KOMENTAR ANDA