Ketua DPR Ajak Pelajar Tularkan Sikap Toleransi dan Kerukunan Antar Umat Bergama
DPR RI - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengajak para pelajar Indonesia yang telah selesai menempuh pendidikan di luar negeri, khususnya yang berasal dari universitas berbasis agama di kawasan Timur Tengah, bisa menularkan serta menerapkan ilmu agama yang didapat di Indonesia. Khususnya, dalam menumbuhkan sikap toleransi dan kerukunan antar umat agama.
"Ilmu yang sudah didapat harus bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk memajukan Indonesia, tanah tumpah darah kita bersama. Nilai-nilai agama yang sudah didapat harus disebarkan untuk kebajikan. Karena, agama mengajarkan cinta kasih tanpa pamrih," ujar Bamsoet saat menerima perwakilan Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) di ruang kerja Ketua DPR RI, Jakarta, Kamis, (31/01).
Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua OIAA Indonesia Tuan Guru Bajang, dan sejumlah alumni lainnya Ikhwanul Kiram Mashuri, Nanang Firdaus Masduki, Arif Budiman dan Neneng Herbawati. Sedangkan Bamsoet ditemani Anggota Komisi XI DPR RI Ahmadi Noor Supit dan Staff Khusus Ketua DPR RI Darul Siska.
"Kehadiran alumni Al Azhar Mesir punya nilai penting di tengah masyarakat. Dengan jumlah alumni mencapai 30 ribu lebih, suara mereka dapat melekat dan menancap di hati rakyat. Suara-suara tersebut harus bisa menyebarkan kebajikan kepada sesama," tutur Bamsoet.
Politisi Partai Golkar ini menambahkan, alumni Al Azhar maupun dari universitas ternama lainnya dari Timur Tengah, diharapkan juga bisa menghidupkan agama di tengah nilai-nilai kebudayaan masyarakat. Sebagaimana yang dulu dilakukan oleh para Wali Songo, mengenalkan agama melalui unsur kebudayaan.
"Wali Songo sudah memberi contoh kepada kita bahwa antara agama dengan kebudayaan bukan untuk saling dibenturkan. Agama justru menguatkan dan menyempurnakan nilai-nilai kebudayaan," urai Bamsoet.
Legislator Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen ini turut menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi bangsa yang saat ini mulai terjerumus dalam sentimen konflik keagamaan. Agama sepertinya tidak lagi mendapat tempat yang sakral, namun sudah diakali oleh segelintir orang dan kelompok untuk kepentingan pribadi mereka, tanpa mempedulikan persatuan dan kesatuan bangsa.
"Di sinilah letak penting kehadiran cendekiawan muslim untuk menjadi penyejuk bangsa. Karena Indonesia dibangun atas pondasi semangat kebersamaan tanpa memandang suku, agama, ras, dan golongan," tandas Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga menyampaikan komitmen DPR RI untuk selalu mengalokasikan 20 persen APBN untuk pendidikan, sebagaimana yang diamanahkan oleh UUD 1945. Tinggal political will dari pemerintah bagaimana mengalokasikan anggaran pendidikan yang mencapai Rp 492,5 triliun tersebut untuk pembangunan manusia Indonesia.
"DPR RI senantiasa melakukan pendekatan dengan para duta besar maupun parlemen negara sahabat. Kerjasama pembangunan manusia melalui pertukaran pelajar dan beasiswa menjadi salah satu agenda penting bagi DPR RI dalam menjalankan Diplomasi Parlemen," pungkas Bamsoet.
KOMENTAR ANDA
BERITA LAINNYA
-
Sahroni: Kasus Kematian Brigadir J Pertaruhan Psikis Keluarga dan Kredibilitas Polri
01 Februari 2019 11:08 -
DJP Diminta Masifkan Sosialisasi NIK Jadi NPWP
01 Februari 2019 11:08 -
Pemuda Penentu Kebijakan Global
01 Februari 2019 11:08 -
DPR Percaya Bareskrim Profesional Tangani Kasus Penembakan Polisi
01 Februari 2019 11:08 -
Puteri Komarudin Desak Bank Mandiri Tindaklanjut Dugaan Dokumen Agunan Nasabah Hilang
01 Februari 2019 11:08
BERITA POPULER
- 1
Puan: Kembalinya Blok Rokan Harus Dirasakan Rakyat
- 2
Abaikan berbagai aspek, holding migas BUMN dinilai terburu-buru
- 3
Fungsi dan kewenangan BNN jadi pembahasan Panja RUU Narkotika
- 4
Komisi IX evaluasi kinerja, Menkes diberi waktu 2x24 jam untuk usut kasus Debora
- 5
Konferensi Parlemen Dunia dihadiri 48 negara, Fahri sebut itu prestasi
- 6
Demi masyarakat sehat, Brebes dukung program GPN dari Kemenpora
- 7
Ribuan advokat siap bela Aris Budiman