Gus AMI Minta Pemerintah Prioritaskan Protokol Kesehatan bagi Kepulangan Ribuan PMI

Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI) meminta pemerintah beserta seluruh pihak terkait agar mengantisipasi kedatangan para Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk memprioritaskan protokol kesehatan.
Sebab, Warga Negara Indonesia (WNI) yang berjumlah sekitar 34 ribu tersebut, adalah PMI yang telah habis masa kontraknya di berbagai negara, terutama Malaysia, Arab Saudi, Hongkong, dan sebagainya. Karena itu, Muhaimin meminta agar seluruh titik pintu masuk kedatangan harus diawasi dengan ketat.
“Soal protokal kesehatan, harus menjadi prioritas utama. Karena seluruh pihak harus bekerjasama, mulai pemerintah pusat dan juga pemda yang akan menjadi tujuan para WNI ini,” tegas politisi yang akrab disapa Gus Ami tersebut dalam keterangan tertulisnya, Senin (31/5).
Lebih lanjut Gus Ami berharap betul bahwa soal prokes ini harus menjadi perhatian utama sehingga kemungkinan penyebaran Covid-19 bisa cegah. “Tanpa kerja sama yang kuat antara pusat dan daerah ini mustahil bisa dilakukan. Kuncinya koordinasi dan kerja sama demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” lanjut Gus Ami.
Selain soal protokol kesehata, ia juga menegaskan, yang terpenting adalah pemerintah memperhatikan nasib para perkerja migran tersebut. Muhaimin menyatakan selama ini Kementerian Tenaga Kerja mempunyai program Desa Migran Kreatif. Program Desa Migran Kreatif ini, menurutnya, harus menjadi solusi bagi WNI yang habis masa kontrak mereka di luar negara dan kembali ke tanah air (purna PMI).
“Prinsipnya, guna mencegah mereka kembali lagi ke luar negeri, apalagi secara ilegal, ekonomi daerah harus terus didorong tumbuh agar mereka bisa bekerja di tanah air,” tambah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Muhaimin menegaskan persoalan PMI ini memang kompleks dan harus ditangani dengan matang. Dirinya terus berkoordinasi dengan lembaga dan kementerian terkait, juga dengan komisi teknis di parlemen. Menurutnya, kompleksitas itu bukan hanya soal kepulangan yang memang harus benar-benar diawasi dengan ketat sehingga semua aman. Tetapi juga persoalan sosial ekonomi setelah kepulangannya yang harus dibenahi.
“Ini saya kira lebih dari soal kesehatan protokol kesehatan semata, tetapi problem sosial ekonomi pasca kepulangan itu yang jauh lebih penting,” ujarnya.
Menurut Muhaimin, para PMI yang bekerja di luar negeri adalah pilihan ekonomi yang rasional, karena bisa jadi di tanah air mereka susah mendapat pekerjaan. Karena itu, menurutnya, di tengah pandemi saat kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, solidaritas bersama harus terus ditumbuhkan.
Pemerintah pusat dan daerah harus mencari terobosan inovatif agar ekonomi bisa bergeliat sehingga sentra-sentra ekonomi di daerah bisa tumbuh Kembali dan para PMI ini tak perlu kembali ke luar negeri tapi mandiri di negeri sendiri.
KOMENTAR ANDA
BERITA LAINNYA
-
-
DJP Diminta Masifkan Sosialisasi NIK Jadi NPWP
31 Mei 2021 21:02 -
Pemuda Penentu Kebijakan Global
31 Mei 2021 21:02 -
DPR Percaya Bareskrim Profesional Tangani Kasus Penembakan Polisi
31 Mei 2021 21:02 -
BERITA POPULER
- 1
Puan: Kembalinya Blok Rokan Harus Dirasakan Rakyat
- 2
Abaikan berbagai aspek, holding migas BUMN dinilai terburu-buru
- 3
Fungsi dan kewenangan BNN jadi pembahasan Panja RUU Narkotika
- 4
Komisi IX evaluasi kinerja, Menkes diberi waktu 2x24 jam untuk usut kasus Debora
- 5
Konferensi Parlemen Dunia dihadiri 48 negara, Fahri sebut itu prestasi
- 6
Demi masyarakat sehat, Brebes dukung program GPN dari Kemenpora
- 7
Ribuan advokat siap bela Aris Budiman