Gelar lomba 'Kritik DPR', Bamsoet minta kritik tak boleh mati
DPR RI - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menyajikan kesegaran dalam peringatan HUT DPR RI ke-73 yang jatuh pada 29 Agustus 2018. Untuk pertama kalinya DPR RI mengadakan lomba meme dan stand up comedy 'Kritik DPR'. Lomba tersebut menjadi bukti bahwa DPR RI terbuka bagi siapapun untuk menyampaikan kritik terhadap kinerja DPR RI.
"Kritik terhadap DPR RI tak boleh mati. Kritik terhadap DPR RI sebagai lembaga perwakilan merupakan sebuah keniscayaan dan keharusan. Selain sebagai vitamin, kritik menjadi stimulus yang menjamin kinerja DPR RI selalu on the track," ujar Bamsoet usai grand final lomba stand up comedy 'Kritik DPR' yang diadakan di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (29/08/18).
Lomba stand up comedy 'Kritik DPR' dimenangkan komika Aji Pratama dengan membawa hadiah Rp 25 juta, diikuti Marshel Widianto diperingkat kedua dengan hadiah 15 juta dan Kiki Saputri di posisi ketiga dengan hadiah Rp 10 juta. Tampil sebagai dewan juri Stand Up Comedy antara lain Cak Lontong, Effendi Ghazali, dan Iwel Sastra.
Untuk lomba essai 'Kritik DPR' dimenangkan Alif Syuhada dengan judul 'Kritik Setandan Pisang', juara kedua Abdul Waid dengan judul 'Bhinneka Tunggal Ika: Sikap Politik DPR Demi Kepentingan Masyarakat Majemuk atau Kelompok Tertentu' dan juara ketiga Dara Salsabila dengan judul 'Mau Hak Kok Kerjaan Lambat'. Sementara Juara pertama lomba meme 'Kritik DPR' dimenangkan Wahyu Siswanto, juara kedua Ricard Gandhi dan juara ketiga Utoyo.
Dari ketiga kategori lomba meme, essai dan stand up comedy, dewan juri kemudian memilih satu orang pemenang utama untuk mendapatkan hadiah sepeda motor Vespa dari Ketua DPR RI. Dan, dewan juri menetapkan juara pertama stand up comedy 'Kritik DPR', Aji Pratama, sebagai pemenang utama lomba 'Kritik DPR'.
Legislator Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen ini menjelaskan, dirinya sengaja memilih meme dan stand up comedy sebagai ajang perlombaan. Selain untuk menghidupkan tradisi kritik dari kalangan milenial, juga untuk membiasakan DPR RI tak kaku dalam menghadapi kritik yang datang.
"Meme dan stand up comedy sengaja dipilih karena keduanya sedang booming di berbagai platform media sosial, khususnya di kalangan generasi milenial. Selain kritik yang datang dari para aktivis pergerakan mahasiswa maupun organisasi kemasyarakatan, DPR RI juga ingin mendengar suara-suara kritik dari generasi jaman now," ungkap Bamsoet.
Ketua Badan Bela Negara FKPPI ini menerangkan, meme sudah menjadi culture sebagai fenomena baru dalam komunikasi masyarakat menyampaikan pesan. Menampilkan kombinasi foto dan teks, meme seringkali ditunjukan untuk merespon suatu isu maupun perbincangan politik dalam diskursus sosial. Begitupun dengan stand up comedy yang seringkali terdengar satir dan menohok yang dikemas dengan humor.
"Kritik yang ditampilkan para peserta lomba melalui meme maupun stand up comedy sangat tajam sekali. Melalui meme dan stand up comedy, kita bisa melihat bahwa masyarakat mempunyai kesadaran kritis. Inilah realitas yang harus diterima," ujar Bamsoet.
KOMENTAR ANDA
BERITA LAINNYA
-
Sahroni: Kasus Kematian Brigadir J Pertaruhan Psikis Keluarga dan Kredibilitas Polri
30 Agustus 2018 14:56 -
DJP Diminta Masifkan Sosialisasi NIK Jadi NPWP
30 Agustus 2018 14:56 -
Pemuda Penentu Kebijakan Global
30 Agustus 2018 14:56 -
DPR Percaya Bareskrim Profesional Tangani Kasus Penembakan Polisi
30 Agustus 2018 14:56 -
Puteri Komarudin Desak Bank Mandiri Tindaklanjut Dugaan Dokumen Agunan Nasabah Hilang
30 Agustus 2018 14:56
BERITA POPULER
- 1
Puan: Kembalinya Blok Rokan Harus Dirasakan Rakyat
- 2
Abaikan berbagai aspek, holding migas BUMN dinilai terburu-buru
- 3
Fungsi dan kewenangan BNN jadi pembahasan Panja RUU Narkotika
- 4
Komisi IX evaluasi kinerja, Menkes diberi waktu 2x24 jam untuk usut kasus Debora
- 5
Konferensi Parlemen Dunia dihadiri 48 negara, Fahri sebut itu prestasi
- 6
Demi masyarakat sehat, Brebes dukung program GPN dari Kemenpora
- 7
Ribuan advokat siap bela Aris Budiman