Fahri Hamzah pimpin rapat konsultasi bahas pemulihan NTB pascagempa
DPR RI - Gelar rapat konsultasi Pemulihan Nusa Tenggara Barat (NTB) paska gempa, DPR RI memanggil semua menteri, kepala lembaga dan badan dalam Rapat Konsultasi Pemulihan NTB. Rapat yang digelar di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (10/9/2018) dipimpin Wakil Ketua DPR RI Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra), Fahri Hamzah.
Rapat konsultasi dihadiri oleh Menko Perekonomian, Menko PMK, Men PUPR, Menkes, Mendos, Mendes, Menpariwisata, Mendiknas, Kepala BNPB, Pemprov NTB, Anggota DPD NTB, Pimpinan Fraksi dan Pimpinan Komisi.
Dalam pembukaannya, Fahri Hamzah mengharapkan rapat konsultasi dapat memberikan analisis yang komprehensif tentang beberapa hal yang perlu disampaikan, terkait penanganan pasca gempa di NTB yang terjadi baru-baru ini.
"Kita hadir banyak, tetapi tidak harus lama kita rapatnya. Tetapi bisa memberikan analisis yang komprehensif, yang perlu disampaikan. Yang penting bisa menjelaskan beberapa persoalan," ucap politisi dari PKS itu.
Dalam kesempatan itu, Fahri menyampaikan bahwa berdasarkan hasil kunjungan ke lapangan dirinya bersama sejumlah anggota DPR, pihaknya telah mengidentifikasi beberapa persoalan di lapangan secara umum, yakni ada dua klaster.
Pertama adalah klaster publik, sebanyak tiga level, antara lain, infrastruktur dasar atau primer, infrastruktur sekunder dan infrastruktur tersier. Dan kedua adalah klaster private, yakni rumah dan logistik.
"Kalau kita meninjau situasinya kira-kira, kalau infrastruktur primer itu terdiri dari jalan, jembatan dan sebagainya. Kemudian infrastruktur sekunder seperti kantor-kantor pemerintahan, banyak sekali yang rusak, khususnya di Lombok Utara. Sedang yang masuk dalam klaster infrastruktur tersier seperti, pelayanan umum (sekolah, rumah sakit, dan sebagainya)," beber Fahri.
Kesemuanya itu, menurut Fahri skema pembiayaannya mungkin lebih sederhana, karena jumlahnya tidak sebanyak rumah masyakarat yang terkena dampak gempa. Karena sampai hari ini, yang dia dengar bahwa jumlah rumah rusak itu (yang harus ditangani) sekitar 80 ribuan.
"Mungkin bisa lebih jumlah rumah yang rusak itu, berdasarkan perhitungan terakhir dari PU," katanya.
Fahri juga mengungkapkan, sampai kemarin (tiga hari lalu) dirinya turun ke lapangan terakhir, mendapatkan beberapa informasi penting dari masyarakat, terkait bantuan untuk pembangunan rumah mereka. Harapannya kepada pemerintah agar sekiranya nanti bisa dituntaskan penjelasannya kepada masyarakat bahwa yang terdata sudah menerima transfer uang langsung ke rekening mereka itu baru sekitar 6 ribuan dari sekitar 84 ribuan yang terverifikasi.
"Sementara mereka belum bisa menggunakan dana itu, karena masih memerlukan rekomendasi dari beberapa pihak terkait. Kalau soal logistik, saya kira masyarakat kita sudah cukup banyak membantu dan semua terjun membantu, termasuk pemerintah pusat," ucapnya.
KOMENTAR ANDA
BERITA LAINNYA
-
Sahroni: Kasus Kematian Brigadir J Pertaruhan Psikis Keluarga dan Kredibilitas Polri
10 September 2018 13:38 -
DJP Diminta Masifkan Sosialisasi NIK Jadi NPWP
10 September 2018 13:38 -
Pemuda Penentu Kebijakan Global
10 September 2018 13:38 -
DPR Percaya Bareskrim Profesional Tangani Kasus Penembakan Polisi
10 September 2018 13:38 -
Puteri Komarudin Desak Bank Mandiri Tindaklanjut Dugaan Dokumen Agunan Nasabah Hilang
10 September 2018 13:38
BERITA POPULER
- 1
Puan: Kembalinya Blok Rokan Harus Dirasakan Rakyat
- 2
Abaikan berbagai aspek, holding migas BUMN dinilai terburu-buru
- 3
Fungsi dan kewenangan BNN jadi pembahasan Panja RUU Narkotika
- 4
Komisi IX evaluasi kinerja, Menkes diberi waktu 2x24 jam untuk usut kasus Debora
- 5
Konferensi Parlemen Dunia dihadiri 48 negara, Fahri sebut itu prestasi
- 6
Demi masyarakat sehat, Brebes dukung program GPN dari Kemenpora
- 7
Ribuan advokat siap bela Aris Budiman