DPR Komitmen Perkuat Hubungan Kerja Sama Indonesia-Ukraina
DPR RI - Penguatan kerja sama bilateral menjadi pokok bahasan dalam pertemuan Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon dengan Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Volodymyr Pakhil.
Dalam pertemuan tersebut sejumlah isu menjadi pokok bahasan, diantaranya rencana kerja sama di bidang pertahanan, hingga pengajuan bebas Visa bagi warga Indonesia yang akan berkunjung ke Ukrania.
"Beberapa isu yang diangkat adalah tentang Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Indonesia dengan Ukraina. Dubes juga menyampaikan harapan agar rencana mereka, pengajuan dari Parlemen Ukraina tentang hubungan kerja sama di bidang pertahanan bisa diratifikasi oleh DPR kita. Saya juga baru mendapatkan informasi itu dan tentu kita akan cek,” ungkap Fadli usai pertemuan di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Rabu (20/11).
Intensitas hubungan kerja sama antara Indonesia-Ukraina juga dinilai politisi Partai Gerindra ini semakin menguat, mengingat cukup banyaknya delegasi DPR RI yang berkunjung ke Ukraina sepanjang tiga tahun terakhir. Terlebih, Duta Besar Indonesia untuk Ukraina Yuddy Chrisnandi, juga pernah menjabat sebagai anggota dewan pada periode 2004-2019 lalu. Ini berdampak pada cukup banyaknya interaksi antar kedua negara itu.
Dalam pertemuan itu, Fadli juga mendorong adanya bebas Visa bagi warga negara Indonesia yang akan berkunjung ke Ukraina. Hal ini diperlukan mengingat Indonesia telah memberikan bebas bisa bagi Ukraina.
“Mudah-mudahan dengan begitu, interaksi antara orang per orang atau people to people contact akan mempercepat hubungan perdagangan, hubungan ekonomi, yang menurut saya penting bagi kerja sama antara kedua negara,” tandas Anggota Komisi I DPR RI itu.
Hubungan kerja sama Indonesia-Ukraina sudah terbentuk sejak 1996 berdasarkan sejumlah perjanjian sektor perekonomian, perdagangan, dan investasi. Berdasarkan statistik yang dikeluarkan oleh Negara Ukraina, omset perdagangan bilateral antar kedua negara pada tahun 2017 sudah mencapai 658 juta dollar AS, dengan nilai ekspor mencapai 397,4 juta dollar AS dan nilai impor yang mencapai 260,6 juta dollar AS.
Adapun komoditas ekspor Indonesia ke Ukraina, diantaranya berupa kelapa sawit, gandum, dan hasil pertanian lainnya. Presiden Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC) ini juga mengatakan bahwa peluang kerja sama pada sektor lainnya dapat memperkuat hubungan kedua negara.
“Terkait dengan hubungan Indonesia-Ukraina, sudah cukup banyak yang dilakukan selain bidang pertahanan, juga pada bidang pendidikan, bahkan paada bidang kesehatan, Ukraina dinilai cukup maju dalam teknologi stem cell. Itu yang diharapkan kita bisa lebih memperkuat hubungan negara pada bidang-bidang tersebut,” tutup Fadli.
KOMENTAR ANDA
BERITA LAINNYA
-
Sahroni: Kasus Kematian Brigadir J Pertaruhan Psikis Keluarga dan Kredibilitas Polri
21 November 2019 11:29 -
DJP Diminta Masifkan Sosialisasi NIK Jadi NPWP
21 November 2019 11:29 -
Pemuda Penentu Kebijakan Global
21 November 2019 11:29 -
DPR Percaya Bareskrim Profesional Tangani Kasus Penembakan Polisi
21 November 2019 11:29 -
Puteri Komarudin Desak Bank Mandiri Tindaklanjut Dugaan Dokumen Agunan Nasabah Hilang
21 November 2019 11:29
BERITA POPULER
- 1
Puan: Kembalinya Blok Rokan Harus Dirasakan Rakyat
- 2
Abaikan berbagai aspek, holding migas BUMN dinilai terburu-buru
- 3
Fungsi dan kewenangan BNN jadi pembahasan Panja RUU Narkotika
- 4
Komisi IX evaluasi kinerja, Menkes diberi waktu 2x24 jam untuk usut kasus Debora
- 5
Konferensi Parlemen Dunia dihadiri 48 negara, Fahri sebut itu prestasi
- 6
Demi masyarakat sehat, Brebes dukung program GPN dari Kemenpora
- 7
Ribuan advokat siap bela Aris Budiman