Calon Hakim Agung usulan KY dinilai jauh dari kriteria Komisi III
DPR RI - Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan menyesalkan Calon Hakim Agung yang diusulkan oleh Komisi Yudisial (KY) jauh dari kriteria Komisi III DPR RI. Padahal KY mempunyai kebijakan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan rekrutmen dan seleksi hakim dan mempunyai tugas penting mewujudkan kekuasaan kehakiman yang merdeka dalam menjalankan perundang-undangan hukum negara dan keadilan.
“Tapi faktanya, Calon Hakim Agung yang diusulkan KY dari segi kualitasnya, bobot keahliaan hukumnya masih belum memenuhi harapan. Sangat jauh dari kriteria Komisi III. Komisi III selalu disalahkan, kenapa hakim agung itu buruk-buruk, padahal yang memilih itu DPR. Bagaimana mau bagus, kita dapat dari KY calon yang buruk-buruk,” ujar Arteria saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi Yudisial di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (21/3).
Arteria juga mengkritisi KY yang terkesan tidak pro aktif dalam mencari putra-putri terbaik bangsa sebagai Calon Hakim Agung yang potensial.
“Kenapa KY terkesan malas dan tidak pro aktif untuk mencari putra putri terbaik yang berpotensial. Kesannya yang jadi calon Hakim Agung itu orang-orang kaya, di sini saya juga melihat subjektifitas KY sangat berpihak,” tegasnya.
Politisi F-PDI Perjuangan ini juga menyoroti perilaku hakim yang banyak melanggar Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH).
“KY ini mewujudkan kehormatan dan keluhuran martabat serta perilaku hakim. Bahasanya KY ini mengawasi hakim, menjaga, preventif, menegakkan. Saya ingin tanya bagaimana sistem dan caranya seperti apa, setiap hari hakim di OTT, suap dan bahkan selingkuh,” kritisinya.
Mengenai pengawasan terhadap perilaku hakim berdasar Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 Pasal 20 tentang Komisi Yudisial, Arteria mempertanyakan bagaimana prosedur KY menerima laporan masyarakat.
“Laporan masyarakat yang bagaimana untuk ditindaklanjuti KY, laporan masyarakat tertentukah atau semua lapisan masyarakat. Bagaimana juga verifikasi, klarifikasi dan investigasi yang dilakukan, sehingga itu menjadi laporan dugaan yang tidak terpenuhi dan tidak diproses,” ujarnya menyesalkan.
Selain itu, Arteria juga menyampaikan keinginannya untuk melakukan investigasi terhadap hakim dan pengadilan yang terindikasi melakukan pungutan secara nyata.
“Saya ingin investigasi, apakah ada indikasi jual beli perkara, jangan-jangan KY bermain di sini,” duga politisi dapil Jawa Timur VI ini.
KOMENTAR ANDA
BERITA LAINNYA
-
DJP Diminta Masifkan Sosialisasi NIK Jadi NPWP
23 Maret 2018 11:08 -
Pemuda Penentu Kebijakan Global
23 Maret 2018 11:08 -
DPR Percaya Bareskrim Profesional Tangani Kasus Penembakan Polisi
23 Maret 2018 11:08
BERITA POPULER
- 1
Puan: Kembalinya Blok Rokan Harus Dirasakan Rakyat
- 2
Abaikan berbagai aspek, holding migas BUMN dinilai terburu-buru
- 3
Fungsi dan kewenangan BNN jadi pembahasan Panja RUU Narkotika
- 4
Komisi IX evaluasi kinerja, Menkes diberi waktu 2x24 jam untuk usut kasus Debora
- 5
Konferensi Parlemen Dunia dihadiri 48 negara, Fahri sebut itu prestasi
- 6
Demi masyarakat sehat, Brebes dukung program GPN dari Kemenpora
- 7
Ribuan advokat siap bela Aris Budiman