Buletin Parlementaria raih penghargaan di Internasional Book Fair

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) memberikan penghargaan kepada penerbit majalah, jurnal, buletin, buku dan grey literature di acara Indonesia Internasional Book Fair. Dalam acara tersebut pemberian penghargaan salah satunya buletin Parlementaria sebagai buletin yang selalu meliput kegiatan yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat dan secara rutin terbit seminggu sekali.
Kepala Biro Pemberitaan Parlemen Djaka Dwi Winarko mewakili segenap tim redaksi Buletin Parlementaria menerima penghargaan secara langsung dari Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando. Djaka mengatakan, sudah menjadi kewajiban bagi lembaga yang menerbitkan karya cetak dan karya rekan untuk menyerahkan produknya kepada Perpusnas.
"Ini salah satu bentuk penghargaan, pengakuan kepada lembaga kita, kepada Buletin Parlementaria. Kita mendapat penghargaan nomor satu untuk kategori buletin," kata Djaka di Assembly Hall JCC Senayan, Jakarta, Minggu (10/9).
Djaka Dwi Winarko mengatakan, selain sebagai kepatuhan pada undang-undang (UU) Nomor 4 Tahun 1990 tentang Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, hal tersebut juga disimpan karena penting sehingga peristiwa-peristiwa di DPR terdokumentasi dengan baik. Selain itu juga, apabila diperlukan untuk penulisan atau penelitian itu bisa buka.
"Selain melaksanakan undang-undang ini bagus juga karena ini karya-karya kita, peristiwa-peristiwa yang kita rekam setiap hari di Buletin Parlementaria, adalah perjalanan dari perlemen kita, kinerja anggota dewan. Itu akan terekam akan tersimpan dengan baik di Perpustakaan Nasional. Sehingga suatu saat nanti, apabila diperlukan untuk penulisan atau penelitian itu bisa kita buka," Kata Kepala Biro Pemberitaan Parlemen.
Kepala PNRI Muhammad Syarif Bando menyampaikan, penghargaan yang diberikan kepada penerbit majalah, jurnal, buletin, buku, dan grey literature tersebut karena secara aktif dan terus menerus menyerahkan terbitannya kepada Perpusnas. Hal tersebut bertujuan untuk pelestarian budaya, pendayagunaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan bagi seluruh masyarakat Indonesia, dan juga dunia karena Perpusnas juga diakses oleh kurang lebih 138 negara.
"Semua terbitan karya cetak, karya rekam yang pernah dihasilkan anak bangsa tersimpan di Perpustakaan Nasional. Tujuannya adalah pelestarian budaya, pendayagunaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan yang pernah ada," jelas Syarif.
KOMENTAR ANDA
BERITA LAINNYA
-
Sahroni: Kasus Kematian Brigadir J Pertaruhan Psikis Keluarga dan Kredibilitas Polri
11 September 2017 14:35 -
DJP Diminta Masifkan Sosialisasi NIK Jadi NPWP
11 September 2017 14:35 -
Pemuda Penentu Kebijakan Global
11 September 2017 14:35 -
DPR Percaya Bareskrim Profesional Tangani Kasus Penembakan Polisi
11 September 2017 14:35 -
Puteri Komarudin Desak Bank Mandiri Tindaklanjut Dugaan Dokumen Agunan Nasabah Hilang
11 September 2017 14:35
BERITA POPULER
- 1
Puan: Kembalinya Blok Rokan Harus Dirasakan Rakyat
- 2
Abaikan berbagai aspek, holding migas BUMN dinilai terburu-buru
- 3
Fungsi dan kewenangan BNN jadi pembahasan Panja RUU Narkotika
- 4
Komisi IX evaluasi kinerja, Menkes diberi waktu 2x24 jam untuk usut kasus Debora
- 5
Konferensi Parlemen Dunia dihadiri 48 negara, Fahri sebut itu prestasi
- 6
Demi masyarakat sehat, Brebes dukung program GPN dari Kemenpora
- 7
Ribuan advokat siap bela Aris Budiman