Bambang Soesatyo: DPR sudah alokasikan 20 persen APBN untuk sektor pendidikan
DPR RI - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo tidak menampik besarnya anggaran pendidikan yang mencapai 20 persen dari APBN belum bisa digunakan secara maksimal untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Tanah Air. Padahal, dari total APBN 2018 Rp 2.220 triliun, sudah dialokasikan Rp 444,131 triliun untuk sektor pendidikan.
"DPR RI sudah menjalankan fungsinya di bidang budgeting dengan mengalokasikan 20 persen APBN untuk sektor pendidikan sesuai amanah UUD 1945. Tinggal bagaimana pemerintah memaksimalkan pengelolaannya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa," ujar Bamsoet saat menerima Rektor dan jajaran Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) di ruang kerja Ketua DPR RI, Jakarta, Rabu (19/09).
Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Sudharto (Ketua Yayasan UPGRIS), Dr. Muhdi (Rektor UPGRIS), dan Adi Prasetyo (Wakil Ketua PGRI Jawa Tengah).
Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini berharap dengan manajemen pengelolaan anggaran yang tepat, berbagai permasalahan pendidikan di tanah air bisa segera berakhir. Seperti, rendahnya mutu pendidikan, banyaknya guru honorer yang belum diangkat menjadi PNS, kurangnya sarana dan prasarana pendidikan serta kekurangan guru dan tenaga pengajar di berbagai pelosok daerah.
"Saat ini besarnya anggaran pendidikan tersebut memang belum terserap sepenuhnya untuk sektor pendidikan formal. Anggaran masih terbagi ke berbagai kementerian lembaga untuk dimanfaatkan dalam bidang pendidikan dan latihan. Kita berharap dengan semakin sehat dan besarnya pendapatan negara, kelak 20 persen APBN bisa benar-benar dimanfaatkan sepenuhnya untuk sektor pendidikan formal," jelas Bamsoet.
Khusus mengenai keberadaan tenaga pendidik honorer, Bamsoet menjelaskan bahwa DPR RI sudah melakukan rapat gabungan dengan berbagai kementerian dan lembaga. DPR RI sudah mendesak pemerintah untuk menuntaskan status sekitar 438.580 tenaga honorer yang belum jelas nasib masa depannya.
"Kita berikan solusi, pemerintah bisa memilih seluruh tenaga honorer tersebut diangkat menjadi PNS atau sebagiannya dijadikan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja. Mendikbud sudah berjanji 100 ribu tenaga honorer pada tahun ini akan diangkat menjadi PNS. Sisanya akan segera kita cari jalan keluarnya," papar Bamsoet.
Legislator Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen ini, berharap PGRI sebagai organisasi profesi guru bisa terus ikut andil bersama pemerintah membenahi sistem pendidikan nasional. Kehadiran dan peran PGRI sangat penting, terutama dalam memberikan input sekaligus menjaga marwah guru sebagai tenaga pendidik.
"PGRI dan pemerintah harus bisa seiring sejalan. Tak boleh berjalan sendiri, apalagi saling meninggalkan. Jika tidak, sistem pendidikan kita bisa kacau balau. Saya yakin dengan dukungan dari PGRI, pemerintah bisa menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di sektor pendidikan. Baik itu menyangkut nasib guru honorer maupun tidak meratanya tenaga pendidik di berbagai pelosok daerah," pungkas Bamsoet.
KOMENTAR ANDA
BERITA LAINNYA
-
Sahroni: Kasus Kematian Brigadir J Pertaruhan Psikis Keluarga dan Kredibilitas Polri
20 September 2018 10:43 -
DJP Diminta Masifkan Sosialisasi NIK Jadi NPWP
20 September 2018 10:43 -
Pemuda Penentu Kebijakan Global
20 September 2018 10:43 -
DPR Percaya Bareskrim Profesional Tangani Kasus Penembakan Polisi
20 September 2018 10:43 -
Puteri Komarudin Desak Bank Mandiri Tindaklanjut Dugaan Dokumen Agunan Nasabah Hilang
20 September 2018 10:43
BERITA POPULER
- 1
Puan: Kembalinya Blok Rokan Harus Dirasakan Rakyat
- 2
Abaikan berbagai aspek, holding migas BUMN dinilai terburu-buru
- 3
Fungsi dan kewenangan BNN jadi pembahasan Panja RUU Narkotika
- 4
Komisi IX evaluasi kinerja, Menkes diberi waktu 2x24 jam untuk usut kasus Debora
- 5
Konferensi Parlemen Dunia dihadiri 48 negara, Fahri sebut itu prestasi
- 6
Demi masyarakat sehat, Brebes dukung program GPN dari Kemenpora
- 7
Ribuan advokat siap bela Aris Budiman