Ketua DPR: Sidang SDGs dapat memecahkan tantangan yang sedang terjadi

DPR RI - Sidang Parlemen Dunia atau World Parliamentary Forum on Sustainable Development Goals (SDGs) menjadi momentum penting dan bersejarah bagi Indonesia, khususnya DPR. Acara tersebut diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center pada 6-7 september 2017.
Melalui sidang SDGs dengan tema "Achieving the 2030 Agenda through Inclusive Development", forum tersebut membahas perencanaan peran parlemen di berbagai negara dalam menyukseskan Agenda Pembangunan 2030. Hasil forum tersebut memiliki tujuan penting, mulai dari mengakhiri kemiskinan, memerangi kesenjangan dan ketidakadilan, serta menghadapi perubahan iklim.
Menurut Ketua DPR Setya Novanto, forum parlemen tersebut adalah tingkat dunia pertama yang secara khusus diselenggarakan untuk mendukung pencapaian agenda pembangunan berkelanjutan 2030.
"Sebuah kebanggaan tersendiri karena forum ini terlaksana atas inisiatif DPR RI sebagai bagian menjalankan peran Diplomasi Parlemen," kata Novanto.
Dalam forum tersebut terdapat 47 Parlemen dari berbagai negara yang berpartisipasi dalam forum ini antara lain Bhutan, Chile, Fiji, Ghana, India, Zimbabwe, Canada, Ecuador, Iran, Jordan, Mexico, Portugal, Qatar, Korea Selatan, dan Turki. Selain itu, terdapat 19 Observer antara lain ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA), UNDP, European Union, dan Migran Care. Total Forum tersebut dengan partisipan sebanyak 285 orang.
Menurut Novanto ada begitu banyak tantangan mensukseskan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030, salah satunya kemiskinan. Selain itu Setya Novanto ingin forum tersebut mampu merumuskan dan mempromosikan pembangunan yang inklusif dan merata, sehinga tidak ada pihak yang ditinggalkan.
"Konflik maupun aksi kekerasan dan terorisme juga menjadi tantangan lain yang dihadapi, karena dapat membalikan kemajuan pembangunan yang telah dicapai oleh sebuah negara. Saya mendorong forum ini mewujudkan masyarakat dunia yang bebas dari ketakutan. Karena saya menyadari, Pembangunan Berkelanjutan tidak akan tercapai tanpa adanya perdamaian," ungkapnya.
Menurut Setya Novanto, mencegah dampak buruk dari perubahan iklim juga perlu dilakukan agar keberlangsungan pembangunan agar suatu negara tidak terganggu. Ia berharap dengan forum ini memberikan inspirasi bagi Parlemen Dunia mengintegrasikan tindakan terkait perubahan iklim kedalam kebijakan, strategi, dan perencanaan nasional di negaranya masing-masing.
"Saya yakin forum ini akan berjalan produktif, lancar, dan sukses. Sehingga dapat memperkuat peran parlemen dan membangun sinergitas serta keterlibatan seluruh pihak dalam pencapaian Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030," tutupnya. (LOLITA SIANIPAR)
KOMENTAR ANDA
BERITA LAINNYA
-
Sahroni: Kasus Kematian Brigadir J Pertaruhan Psikis Keluarga dan Kredibilitas Polri
06 September 2017 12:42 -
DJP Diminta Masifkan Sosialisasi NIK Jadi NPWP
06 September 2017 12:42 -
Pemuda Penentu Kebijakan Global
06 September 2017 12:42 -
DPR Percaya Bareskrim Profesional Tangani Kasus Penembakan Polisi
06 September 2017 12:42 -
Puteri Komarudin Desak Bank Mandiri Tindaklanjut Dugaan Dokumen Agunan Nasabah Hilang
06 September 2017 12:42
BERITA POPULER
- 1
Puan: Kembalinya Blok Rokan Harus Dirasakan Rakyat
- 2
Abaikan berbagai aspek, holding migas BUMN dinilai terburu-buru
- 3
Fungsi dan kewenangan BNN jadi pembahasan Panja RUU Narkotika
- 4
Komisi IX evaluasi kinerja, Menkes diberi waktu 2x24 jam untuk usut kasus Debora
- 5
Konferensi Parlemen Dunia dihadiri 48 negara, Fahri sebut itu prestasi
- 6
Demi masyarakat sehat, Brebes dukung program GPN dari Kemenpora
- 7
Ribuan advokat siap bela Aris Budiman